Minggu, 15 Juli 2012

Menunda Waktu Shalat, Menunda Rezeki Allah

Dialog seseorang yg sedang mengisi bensin di suatu SPBU dng seorang satpam disitu.

Penanya : “Kerja disini digaji pak?”
Satpam : “Iya dong pak.”
Penanya : “Alhamdulillah ya, masih bisa kerja dan digaji. Sementara ada orang lain yg tdk punya pekerjaan apalagi digaji”
Satpam : “Iya sih, pak. Tapi, saya bosan pak, sudah 7 tahun begini terus … jadi satpam aja. Gaji pun naik ala kadarnya.”
Penanya : “Ooo begitu ya pak. Oh ya, sudah sholat pak?”
Satpam : “Belum. Nanti aja, tanggung. Jam 5-an aja deh.”
Penanya : “Wah, sekarang jam 3- an, waktunya ashar. Kalau bapak sholat jam 5 berarti menunda sholat 2 jam. Kalau satu hari ada 5 waktu sholat, rata-rata bapak menunda 5 x 2 jam = 10 jam. Artinya Satu minggu bapak menunda 7 x 10 jam = 70 jam. Satu bulan 4 x 70 jam = 280 jam. Satu tahun bapak menunda 12 x 280 jam = 3360 jam. Dan akhirnya selama 7 tahun bapak telah menunda sholat selama 7 x 3360 jam = 23520 jam atau sama dengan 3 tahun. Nah, jadi dari 7 tahun yg bapak merasa bosan itu, bapak telah kehilangan 3 tahun menunda sholat, padahal dalam sholat ada doa mohon rezeki, shg sama aja bapak juga tidak keberataan kalau rezekinya juga ditundakan ?”
Satpam : “Wah, iya ya pak. Banyak banget ya ruginya.”
Penanya : “Iya pak. Jadi wajar kalau rezeki bapak tertunda juga kan ?.”
Penanya : “Jadi Sholatlah tepat waktu pak. Kalau sudah bisa, sholatlah berjama’ah, kalau sudah bisa, tambahkan dng yg sunah, kalau sudah bisa, lengkapi dng sholat Dhuha dan Tahajud. Lalu sempurnakan dengan sedekah.”
Satpam : “Iya pak, astaghfirullah. Jadi selama ini saya sendiri yg menjadi penyebab tertundanya rezeki Allah turun.”
Penanya : Betul Pak, tapi tidak ada kata terlambat untuk berubah ke hal yang lebih baik...Betul kan Pak ?"
Satpam : "Iya Pak, Insya Allah...Moga mulai hari ini saya selalu bisa untuk sholat tepat waktu.."
Penanya : " Aamiin ya Rabbal 'Aalamiin "

sumber: http://ow.ly/1L6H17

Minggu, 01 Juli 2012

Komentar Sir George Bernard Shaw Mengenai Nabi Muhammad

“Saya senantiasa menghormati agama Muhammad karena potensi yang dimilikinya. Ini adalah satu-satunya agama yang bagi saya memiliki kemampuan menyatukan dan merubah peradaban. Saya sudah mempelajari Muhammad, sesosok pribadi agung yang jauh dari kesan seorang anti-Kristus, dia harus dipanggil sang penyelamat kemanusiaan. Saya yakin, apabila orang semacam Muhammad memegang kekuasaan tunggal di dunia modern ini, dia akan berhasil mengatasi segala permasalahan sedemikian hingga membawa kedamaian dan kebahagiaan yang dibutuhkan dunia: Ramalanku, keyakinan yang dibawanya akan diterima Eropa di masa datang dan memang ia telah mulai diterima Eropa saat ini. Dia adalah manusia teragung yang pernah menginjakkan kakinya di bumi ini. Dia membawa sebuah agama, mendirikan sebuah bangsa, meletakkan dasar-dasar moral, memulai sekian banyak gerakan pembaruan sosial dan politik, mendirikan sebuah masyarakat yang kuat dan dinamis untuk melaksanakan dan mewakili seluruh ajarannya, dan ia juga telah merevolusi pikiran serta perilaku manusia untuk seluruh masa yang akan datang.” (Sir George Bernard Shaw, The Genuine Islam, Vol. 1, No. 8, 1936.)